wacana yang membedakan bahasa Indonesia pada tataran secara ilmiah & non ilmiah

Posted On // Leave a Comment

Wacana Ilmiah
·         Karya ilmiah merupakan sebuah pengkajian yang dilakukan oleh seseorang atau sebuah kelompok. Jadi wacana ilmiah adalah wacana yang memiliki aturan baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode penggunaan bahasa. Contoh : skripsi, disertasi, tesis dan lain-lain.

Arti lain wacana ilmiah
Wacana Ilmiah adalah tulisan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan, yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis    yang formal dengan sistematis-metodis dan sintesis-analitis.
Dalam tataran ilmiah, bahasa Indonesia sangat wajib diperlukan terutama dalam penulisan karya ilmiah, sehingga bahasa yang baik dan benar sangat diperlukan agar pemahaman bahasa dalam satu paragraph ke paragraph lainnya dapat dimengerti.
Bahasa indonesia yang baik seharusnya sudah di tanamkan sejak dini, agar anak-anak dapat berbahasa dengan baik dan sopan. Sekarang ini kebanyakan bahasa telah mulai dipersalahgunakan oleh banyak orang, yang menggunakan bahasa tersebut tidak pada tempatnya sehingga menimbulkan kerancuan dalam berkomunikasi. Oleh karena itu, sebaiknya sejak dini kita harus membiasakan diri menggunakan bahasa yang baik dan benar sehingga pemanfaatan bahasa dapat di rasakan dengan baik oleh semua pihak.

Contoh Wacana Ilimiah

Cara Mengatasi dan Mencegah Ejakulasi Dini secara Alami
Cara mengatasi ejakulasi dini pada pria atau bagaimana cara mencegah ejakulasi dini secara alami akan diulas disini.

Pengertian ejakulasi dini disini adalah ketidakmampuan mengontrol terjadinya ejakulasi sehingga terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Pria yang mengalami ejakulasi dini merasa tidak puas karena hubungan seksual segera berakhir, sementara pasangannya juga tidak puas.

Pada ejakulasi dini, ereksi penis tetap normal. Tetapi kalau tidak segera diatasi, pada akhirnya ejakulasi dini dapat mengakibatkan disfungsi ereksi. Sebaliknya pada disfungsi ereksi, terjadi kecenderungan ejakulasi dini. Artinya, pria yang mengalami gangguan ereksi, pada umumnya juga mengalami ejakulasi dini.

Ejakulasi dini dapat disebabkan oleh kebiasaan mengalami orgasme dan ejakulasi secara tergesa-gesa pada masa lalu, gangguan syaraf yang berkaitan dengan ejakulasi, dan infeksi bagian kelamin. Tetapi kini diketahui penyebab ejekulasi dini, berkaitan dengan kurangnya berfungsinya serotonin di dalam tubuh kita.

Pria perokok atau mengalami diabetes berisiko mengalami disfungsi ereksi. Tetapi akibat akhirnya dapat terjadi ejakulasi dini juga. Namun pengobatannya pasti berbeda, antara ejekulasi dini dan disfungsi ereksi yang mengakibatkan ejakulasi dini.

Wacana Semi Ilmiah
Semi Ilmiah adalah sebuah penulisan yang menyajikan fakta dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannyapun tidak semiformal tetapi tidak sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering di masukkan karangan non-ilmiah. Maksud dari karangan non-ilmiah tersebut ialah karena jenis Semi Ilmiah memang masih banyak digunakan misal dalam komik, anekdot, dongeng, hikayat, novel, roman dan cerpen. Karakteristiknya : berada diantara ilmiah
Arti lain Wacana non ilmiah
Wacana pada Tataran Semi Ilmiah merupakan wacana yang karakteristiknya berada di antara ilmiah dan non ilmiah.
Jenis-Jenis Wacana Semi Ilmiah : Artikel,Editorial,Opini,Feuture,Reportase.
Contoh wacana semi ilmiah
Contoh-contoh kalimat opini
1.      Dokter memperkirakan, jika kembali sadar, kemungkinan Yanto bisa mengalami kerusakan ingatan, bisu, atau lumpuh.
2.      Kisah Yanto ini juga sekaligus membuka kembali borok-borok kondisi sosial, ekonomi, dan bahkan politik negara kita. Wajib belajar yang digembar-gemborkan ternyata masih merupakan impian indah.
3.      Banyak orang Muslim yang tidak bangga menjadi Muslim dan tidak menjadikan tokoh-tokoh Islam sebagai idola mereka karena tidak mengenal sejarah Islam dengan benar.
4.      Semangat ilmiah dan perjuangan dalam dakwah Islam perlu kita warisi dari para ulama dan tokoh seperti Buya Hamka.
5.      Melihat tema yang dibahas dalam disertasi Abd. Moqsith tersebut, harusnya para ahli tafsir di Indonesia tertarik untuk menyimaknya.

Wacana Non Ilmiah
·         Wacana non ilmiah biasanya berupa cerita/tulisan yang bukan berdasarkan fakta, seperti cerpen, cerbung dsb. tidak ada metode khusus dalam bahasa penulisan, menggunakan bahasa sehari-hari yang tidak kaku dan mudah dimengerti.

Arti lain Wacana non ilmiah
Non Ilmiah (Fiksi) adalah satu ciri yang pasti ada dalam tulisan fiksi adalah isinya yang berupa kisah rekaan. Kisah rekaan itu dalam praktik penulisannya juga tidak boleh dibuat sembarangan, unsur-unsur seperti penokohan, plot, konflik, klimaks, setting dsb.

Ciri-ciri wacana non ilmiah:
  • Ditulis berdasarkan fakta pribadi,
  • Fakta yang disimpulkan subyektif,
  • Gaya bahasa konotatif dan populer,
  • Tidak memuat hipotesis,
  • Penyajian dibarengi dengan sejarah,
  • Bersifat imajinatif,
  • Situasi didramatisir, dan
  • Bersifat persuasif.

Contoh wacana non ilmiah

Kisah Semut Dan Kepompong

Dikisahkan ada sebuah hutan yang sangat lebat, tinggallah disana bermacam-macam hewan, mulai dari semut, gajah, harimau, badak, burung dan sebagainya. Pada suatu hari datanglah badai yang sangat dahsyat. Badai itu datang seketika sehingga membuat panik seluruh hewan penghuni hutan itu. Semua hewan panik dan berlari ketakutan menghindari badai yang datang tersebut.

Keesokan harinya, matahari muncul dengan sangat hangatnya dan kicauan burung terdengar dengan merdunya, namun apa yang terjadi? banyak pohon di hutan tersebut tumbang berserakan sehingga membuat hutan tersebut menjadi hutan yang berantakan.

Seekor Kepompong sedang menangis dan bersedih akan apa yang telah terjadi di sebuah pohon yang sudah tumbang. "Hu..huu...betapa sedihnya kita, diterjang badai tapi tak ada tempat satupun yang aman untuk berlindung..huhu.." sedih sang Kepompong meratapi keadaan.

Dari balik tanah, muncullah seekor semut yang dengan sombongnya berkata "Hai kepompong, lihatlah aku, aku terlindungi dari badai kemarin, tidak seperti kau yang ada diatas tanah, lihat tubuhmu, kau hanya menempel di pohon yang tumbang dan tidak bisa berlindung dari badai" kata sang Semut dengan sombongnya.

Si Semut semakin sombong dan terus berkata demikian kepada semua hewan yang ada di hutan tersebut, sampai pada suatu hari si Semut berjalan diatas lumpur hidup. Si Semut tidak tahu kalau ia berjalan diatas lumpur hidup yang bisa menelan dan menariknya kedalam lumpur tersebut.

"Tolong...tolong....aku terjebak di lumpur hidup..tolong", teriak si semut. Lalu terdengar suara dari atas, "Kayaknya kamu lagi sedang kesulitan ya, semut?" si Semut menengok ke atas mencari sumber suara tadi, ternyata suara tadi berasal dari seekor kupu-kupu yang sedang terbang diatas lumpur hidup tadi.

"Siapa kau?" tanya si Semut galau. "Aku adalah kepompong yang waktu itu kau hina" jawab si Kupu-kupu. Semut merasa malu sekali dan meminta bantuan si Kupu-kupu untuk menolong dia dari lumpur yang menghisapnya. "Tolong aku kupu-kupu, aku minta maaf waktu itu aku sangat sombong sekali bisa bertahan dari badai cuma hanya karena aku berlindung dibawah tanah". Si kupu-kupu akhirnya menolong si Semut dan semutpun selamat serta berjanji ia tidak akan menghina semua makhluk ciptaan Tuhan yang ada di hutan tersebut.

Nah, hikmah yang bisa kita tarik dari dongeng diatas adalah, kita harus menyayangi dan menghormati semua makhluk ciptaan Tuhan. Intinya semua ciptaan Tuhan harus kita kasihi dan tidak boleh kita menghina makhluk yang lain.

0 komentar:

Posting Komentar