Selasa, 08 Januari 2013

Mencari kesalahan kata pada bahasa indonesia

Tiga Kesalahan Berbahasa Indonesia

Tidak mudah untuk menguasai Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia (TBBI). Pedoman pemakaian berbahasa Indonesia itu sarat dengan beragam aturan yang harus ditaati oleh para pengguna bahasa. Hal ini disebabkan kemahiran berbahasa mencerminkan sikap penggunanya karena. Jika pengguna bahasa berhati-hati menggunakan bahasa, sesungguhnya sikapnya itu mencerminkan kualitas dirinya. Oleh karena itu, hendaknya kita terus berusaha agar menjadi pengguna bahasa yang taat terhadap tatabahasanya. Dalam kasus kesalahan-kesalahan berbahasa, saya menemukan tiga jenis kesalahan yang sering dilakukan pengguna bahasa. Berikut penjelasannya.
Kesalahan Frasa Idiomatis
Frasa idiomatis adalah kelompok kata yang selalu hadir secara berpasangan untuk mendukung satu pengertian. Jadi, kelompok kata ini selalu memiliki pasangan sehingga berjumlah dua kata. Hubungan dua kata ini tidak boleh dipisahkan karena akan mengganggu penangkapan pemaknaan kalimat yang dibentuknya. Perhatikan bentuk kalimat di bawah ini.
Contoh 1:
Pelemparan granat di Solo diduga berkaitan Pilkada Jakarta.
Jika dibaca sekilas lalu, seakan kalimat tersebut tidak memiliki kesalahan. Namun, sebenarnya kalimat tersebut merupakan bentuk kalimat yang salah. Kesalahan itu terletak pada ketidakhadiran kata tugas dengan setelah kata berkaitan. Mengapa? Karena kata berkaitan selalu berhubungan dengan pihak kedua. Dengan demikian, kalimat tersebut perlu diperbaiki menjadi kalimat di bawah ini.
Pelemparan granat di Solo diduga berkaitan dengan Pilkada Jakarta.
Selain frasa idiomatis berkaitan dengan di atas, kita dapat menjumpai frasa idiomatis yang lain, yaitu sehubungan dengan, berhubungan dengan, berpasangan dengan, bertanding dengan, berkenaan dengan, bergandengan dengan dan lain-lain.
Kesalahan Kata Ulang
Kata ulang atau yang sering disebut reduplikasi adalah kata yang mengalami perulangan bentuk dan makna. Perulangan ini dapat terjadi sebagian dan seluruhnya. Bahasa Indonesia memiliki empat jenis kata ulang, yaitu kata ulang utuh atau penuh, kata ulang sebagian, kata ulang berubah bunyi, dan kata ulang berimbuhan. Dari empat jenis kata ulang di atas, kita mudah sekali menemukan kesalahan penggunaan kata ulang sebagian. Perhatikan kalimat di bawah ini.
Contoh 2:
Presiden telah berulangkali menyampaikan penjelasan bahwa koruptor harus dihukum berat.
Sepintas kalimat di atas tidak salah. Namun, kita akan menemukan kesalahan itu jika kalimat itu dicermati secara saksama. Di manakah kesalahan kalimat di atas terjadi? Jawabnya adalah penggunaan kata berulangkali.
Kata berulangkali termasuk kata yang tidak baku karena tidak menunjukkan makna tunggal. Kata tersebut berasal dari dua jenis kata yang berbeda tetapi digabung begitu saja. Seharusnya kata tersebut dikembalikan kepada bentuk semula agar dapat diubah menjadi dua kata ulang yang berbeda. Dengan demikian, kata berulangkali perlu diganti menjadi berulang-ulang atau berkali-kali. Berdasarkan penjelasan di atas, kalimat di atas harus diubah menjadi kalimat di bawah ini.
Presiden telah berulang-ulang menyampaikan penjelasan bahwa koruptor harus dihukum berat; atau
Presiden telah berkali-kali menyampaikan penjelasan bahwa koruptor harus dihukum berat.
Kesalahan Resiprokal
Resiprokal adalah gaya bahasa yang digunakan untuk menyatakan dua perbuatan secara bergantian. Untuk menyatakan tindakan bergantian atau berbalasan, kalimat resiprokal dapat terlihat pada penggunaan kata saling atau jenis kata ulangnya. Perhatikan contoh kalimat resiprokal di bawah ini.
Contoh 3:
Kita harus saling bermaaf-maafan seusai merayakan lebaran.
Sepintas kalimat di atas sudah menjadi kalimat yang benar. Namun, sesungguhnya kalimat tersebut merupakan bentuk kalimat yang salah karena menggunakan dua bentuk kata untuk makna yang sama. Kesalahan pertama dapat dilihat pada penggunaan kata saling dan kesalahan kedua adalah penggunaan kata ulang berimbuhan bermaaf-maafan. Karena menyatakan satu makna saling, seharusnya kalimat itu diubah menjadi kalimat di bawah ini.
Kita harus saling bermaafan seusai merayakan lebaran; atau
Kita harus bermaaf-maafan seusai merayakan lebaran.
Memang belajar bahasa memerlukan ketelitian dan kecermatan. Menguasai Tatabahasa Baku Bahasa Indonesia tidaklah semudah dibayangkan banyak orang. Bahasa Indonesia memiliki kompleksitas aturan yang mengharuskan pemakai bahasa agar berhati-hati. Kesalahan kecil penggunaan bahasa Indonesia dapat mengakibatkan dampak besar karena ambiguitas makna yang dihasilkan. Belajar dari ketiga kesalahan dan cara memerbaikinya di atas, marilah kita berusaha mencintai bahasa Indonesia. 

 sumber : http://bahasa.kompasiana.com/2012/08/23/tiga-kesalahan-berbahasa/




Tidak ada komentar:

Posting Komentar